WELCOME.. .. ..

KEMARIN ADALAH TRAGEDI, HARI INI ADALAH REALITY DAN BESOK ADALAH MISTERI


Selasa, 11 Oktober 2011

makalah promkes (visi,misi dan strategi promosi kesehatan)


BAB I
LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH

A.    LATAR BELAKANG
Sejarah Promosi Kesehatan
v  Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana. Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
v  Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
·         Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
·         Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
v  Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
·         Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
·         Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
·         Munculnya Posyandu
·         Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
v  Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986)
memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
§  Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);
§  Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment);
§  Memperkuat gerakan masyarakat (community action);
§  Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan
§  Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
§  Mendukung kesehatan wanita;
§  Makanan dan gizi;
§  Rokok dan alkohol; dan
§  Menciptakan lingkungan sehat.
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991)
Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
§  Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
§  Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;
§  Membangun aliansi; dan
§  Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration on Health Promotion, 1997)
Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
§  Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;
§  Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
§  Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
§  Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;
§  Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.
·         visi
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
·         Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:
1)      Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat;
2)      Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat;
3)      Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
·         Selanjutnya strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu:
Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Sejarah Promosi Kesehatan
v  Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana. Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
v  Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
·         Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
·         Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
v  Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
·         Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
·         Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
·         Munculnya Posyandu
·         Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
v  Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986)
memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
§  Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);
§  Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment);
§  Memperkuat gerakan masyarakat (community action);
§  Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan
§  Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
§  Mendukung kesehatan wanita;
§  Makanan dan gizi;
§  Rokok dan alkohol; dan
§  Menciptakan lingkungan sehat.
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991)
Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
§  Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
§  Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;
§  Membangun aliansi; dan
§  Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration on Health Promotion, 1997)
Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
§  Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;
§  Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
§  Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
§  Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;
§  Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

B.     Visi Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.

1.      Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
2.      Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan
3.      Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri

Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:
1.      Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat;
2.      Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat;
3.      Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
D.    Strategi Promosi Kesehatan
Selanjutnya strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.

Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.

BAB III
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
1.      menciptakan lingkungan yang mendukung,
2.      mengubah perilaku, dan
3.      meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.

Visi Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.

1.      Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
2.      Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan
3.      Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:
1.      Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat;
2.      Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat;
3.      Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Strategi Promosi Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.

Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.

Indikator Pencapaian Luaran Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan 2010–2014. Matrik Kinerja Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empoworment) sebagai satu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Ada 5 tatanan yang menjadi sasaran survey PHBS yakni :
1)      Tatanan Rumah Tangga
2)      Tatanan Sekolah
3)      Tatanan Institusi Kesehatan
4)      Tatanan Tempat-tempat Umum
5)      Tatanan Tempat Kerja
1.      PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar mau dan mampu melakukan PHBS . Ada 10 indikator PHBS di tatanan ini, yaitu :
1)      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2)      Memberi ASI ekslusif
3)      Menimbang balita setiap bulan
4)      Menggunakan air bersih
5)      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6)      Menggunakan jamban sehat
7)      Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8)      Makan buah dan sayur setiap hari
9)      Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10)  Tidak merokok di dalam rumah
2.      PHBS di Tatanan Sekolah
Ada 8 indikator sekolah ber PHBS, yakni :
1)      Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun,
2)      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
3)      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
4)      Olahraga yang teratur dan terukur,
5)      Memberantas jentik nyamuk,
6)      Tidak merokok di sekolah,
7)      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan,
8)      Membuang sampah pada tempatnya.
3.      PHBS di Institusi Kesehatan
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik swasta. Ada 6 indikator PHBS pada tatanan ini :
1)      Menggunakan air bersih,
2)      Menggunakan jamban,
3)      Membuang sampah pada tempatnya,
4)      Tidak merokok di institusi kesehatan,
5)      Tidak meludah sembarangan,
6)      Memberantas jentik nyamuk.
4.      PHBS di Tempat-tempat Umum
Ada 6 indikator PHBS di Tempat-tempat Umum :
1)      Menggunakan air bersih,
2)      Menggunakan jamban,
3)      Membuang sampah pada tempatnya,
4)      Tidak merokok di tempat umum,
5)      Tidak meludah sembarangan,
6)      Memberantas jentik nyamuk
5.      PHBS di Tempat Kerja
Ada 9 indikatornya :
1)      Tidak merokok di tempat kerja,
2)      Membeli dan mengonsumsi makanan dari tepat kerja,
3)      Melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur,
4)      Memcuci tangan denga air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar atau buang air kecil,
5)      Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja,
6)      Menggunakan air bersih,
7)      Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar,
8)      Membuang sampah pada tempatnya,
9)      Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya.

Tujuan Survey PHBS pada lima tatanan tersebut adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan PHBS telah dilakukan pada lima tatanan tersebut dan apa saja masalah PHBS saat ini .

B.     Simpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi kesehatan
C.     Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,Soekidjo.2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar