WELCOME.. .. ..

KEMARIN ADALAH TRAGEDI, HARI INI ADALAH REALITY DAN BESOK ADALAH MISTERI


Kamis, 09 Mei 2013

SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) GASTRITIS


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Nama              
Pembimbing    :
Topik               : Gangguan Sistem Gastrointestinal
Sub Topik        : Gastritis
Waktu             : 30 Menit
Tempat           
Sasaran            :

Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit.

A.    Tujuan pembelajaran
1.Tujuan umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, pengetahuan pasien bertambah tentang penyakit yang dialaminya.
2.Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, pasien dapat mengerti tentang :
a.       Pengertian Gastritis
b.      Penyebab gastritis
c.       Bagaimana terjadinya gastritis
d.      Meyebutkan tanda dan gejala gastritis
e.       Pasien mengerti bagaimana cara pencegahan dan penanggulangannya

B. Materi Belajar
1. Pengertian gastritis
2. Penyebab gastritis
3. Bagaimana terjadinya gastritis
4. Tanda dan gejala dari gastritis
5. Pencegahan dan penanggulangannya

C.    Metode Belajar
1.      Metode ceramah
2.      Metode tanya jawab
3.      Metode leaflet

D. Alat Bantu belajar
Flipchart yang berisi penjelasan tentang  pengertian, penyebab, bagaimana terjadinya gartritis, tanda dan gejala, pencegahan dan penanggulangannya.

E. Evaluasi
1. Pasien sudah mengerti tentang penyakit yang dialaminya.
2. Pasien mengerti tentang :
a. Pengertian gastritis
b. Penyebab gastritis
c. Tanda dan Gejala gastritis
d Bagaimana terjadinya gastritis
e. Cara pencegahan dan penanggulangannya
3. Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.


GASTRITIS / MAAG

I.       Pengertian
Gastritis/Maag adalah : Suatu peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik.
II.    Penyebab
a.       Pola makan yang tidak teratur
b.      Makan makanan yang merangsang lambung, seperti : cabe, cuka, bumbu-bumbuan
c.       minuman beralkohol
d.      Obat-obatan, seperti : Aspirin
e.       Stress
f.       Merokok

III. Bagaimana terjadinya gastritis
Terjadinya gastritis bisa disebabkan karena pola makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan lambung menjadi kosong dan mengakibatkan peningkatan asam lambung yang akan menyebabkan lambung  menjadi  luka dan keadaan ini akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada perut, badan lemah, mual, muntah, dan tidak ada nafsu makan.


IV. Tanda dan gejala dari gastritis, yaitu :
o   Sakit di daerah ulu hati
o   Demam
o   Tidak ada nafsu makan
o   Mual dan muntah
o   Badan terasa lem,ah
o   Sering bersendawa dan terasa asam

V.    Pencegahan dan penganggulangannya yaitu :
Pencegahan :
o   Hindari makanan dan minuman yang merangsang lambung (seperti : cabe, asam-asaman, kopi)
o   Hindari alkohol
o   Pola makan yang teratur
o   Hindari stress yang berlebihan
Penanggulangannya :
o   Kalau nyeri, anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
o   Jika mual-mual, anjurkan pasien minum air hangat
o   Periksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan

SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) KATARAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diagnosa Keperawatan : Kurang pembelajaran mengenai proses penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan
Penyuluh                       :
Tampat Pelaksanaan     :
Hari / Tanggal               :
Pukul                              :
Waktu Pertemuan         :
Sasaran                          :

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta dapat memahami tentang Katarak
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien akan dapat :
a.       Menjelaskan tentang pengertian Katarak
b.      Menyebutkan penyebab Katarak
c.       Menyebutkan tanda dan gejala dari Katarak
d.      Menjelaskan komplikasi dari Katarak
e.       Menjelaskan cara Penatalaksanan Katarak

B. Pokok Bahasan : Katarak
C. Sub Pokok Bahasan
  1. Pengertian Katarak
  2. Penyebab Katarak
  3. Tanda dan Gejala dari Katarak
  4. Komplikasi Katarak
  5. Penatalaksanaan Katarak


D. Metode
  1. Ceramah
  2. Tanya Jawab.

E. Media dan Alat Bantu
1.      Leflet

F. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap
Waktu
Kegiatan Penyululuhan
Kegiatan Peserta
Pendahuluan
5 menit
1.    Membuka pertemuan.
a.    Memberi salam.
b.    Memperkenalkan diri.
2.      Menjelaskan cakupan materi.
3.      Menjelaskan manfaat mempelajari Katarak
4.      Menjelaskan kompetensi dalam TIU dan TIK.

Membalas salam
Memperhatikan
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
Penyajian
15 menit
5.      Menjelaskan Pengertian Katarak
a. Menanyakan pengertian peserta tentang Katarak
b.Menuliskan jawaban peserta.
c. Menyimpulkan pengertian Katarak
6.      Menjelaskan tentang penyebab Katarak

7.      Menjelaskan tanda dan gejala Katarak
8.      Menjelaskan Komplikasi Katarak
9.      Menjelaskan Penatalaksanan Katarak

Memperhatikan pendapat

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Penutup
5 Menit
10.  Melakukan Evaluasi dan menutup Pertemuan.
a.   Mengundang Komentar dan atau Pertanyaan dari pasien.
b.   Memberikan penilaian terhadap komentar dan atau jawaban terhadap pertanyaan.
c.   Melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada pasien.
d.  Memberikan kesimpulan umum tentang materi Memperhatikan
e.   Memberi salam Penutup



Memberikan komentar atau pertanyaan.

Memperhatikan.



Menjawab pertanyaan.



Memperhatikan


Membalas salam.


G. Evaluasi
1. klien mampu mengulanggi penjelasan yang telah di sampaikan oleh perawat.
2. Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.
3. Penilaian










STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK


A.    Definisi Penyakit
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh karena mata tidak dapat menerima cahaya. (Arif, et al, 1999).
B.     Penyebab Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Beberapa faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa adalah adanya obat tertentu, seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal, sinar ultraviolet B, efek racun dari rokok, alkohol, kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata.
Anak dapat menderita katarak biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan didalam kehamilan.
Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti Diabetes Melitus dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.
Cedera mata dapat menyebabkan katarak seumur hidup seperti pukulan keras, tusukan benda, panas tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata.


C.    Klasifikasi katarak:
1.      Katarak senilis
      Dibagi dalam 4 stadium yaitu:
a.       Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi 6/6.
b.      Katarak imatur: kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji.
c.       Bayangan masih positif. Visus 3/60-6/30.
d.      Katarak matur: kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negatif. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga.
e.       Katarak hipermatur: terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak Morgagni.
2.      Katarak komplikata:
Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit intraokuler sesuai fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma kongesti akut.
3.      Katarak toksika:
 jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas.
4.      Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik:
bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme.
5.      Katarak traumatik:
Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata.
6.      Katarak kongenital
Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir.
D.    Tanda dan Gejala
a.       Tanda : Lensa keruh, penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa     sakit, pupil berwarna putih, miopsi pada katarak intumessen.
b.      Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit, penglihatan diploplia monokuler  (dobel), persepsi warna berubah, perubahan kebiasaan hidup.
E.     Patofisiologi
 Normalnya bening / transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. Perubahan biokimia dapat terkadi pada lensa, sehingga menyebabkan perubahan pada susunan anatomi maupun fisiologinya.
Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang menyebabkan lensa menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya yang masuk ke dalam retina. Katarak matur merupakan perkembangan dari berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak dapat dihilangkan melalui tindakan operasi.
Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas sehari-hari. Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada katarak senillis, hanya  saja rentangnya yang berbeda.
F.     Pemeriksaan Penunjang
a.       Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien dan          imatur dicoba untuk koreksi.
b.      Pemeriksaan laboratorium
c.       Pemeriksaan EKG
d.      Pemeriksaan USG mata
e.       Pemeriksaan biometri
G.    Manajemen Terapi
a.       Non Bedah:
      Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil.
b.      Bedah
      bila katarak senilis sudah matur.
Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan:
a.       ekstrakapsuler
b.      intrakapsule
c.       setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak atau pemasangan/implantasi lensa intraokuler.

H.    Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian Data
      Data Subyektif
·         Pasien mengatakan penglihatan kabur/berawan
·         Pasien mengatakan silau bila terpancar sinar yang terang
·         Pasien mengatakan penglihatan dobel
·         Persepsi warna berubah
      Data Obyektif
·         Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil
·         Perubahan aktivitas dari biasanya
·         Penurunan visus
·         Kekeruhan pada lensa
2.      Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi:
a.       Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d perubahan persepsi sensori, perubahan penangkapan sensori, transmisi dan integrasi.
b.   Cemas b.d  krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan.
c.   Risiko cedera b.d fungsi sensori terganggu


Post Operasi:
a.       Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori organ indera.
b.      Nyeri akut b.d agen injury fisik
c.       Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan prosudur invasif (bedah pengangkatan karatak)
d.      PK: peningkatan TIO







 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA


Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta.
Barbara C. Long, (1996) Pendekatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Bandung.
Carpenito. L.J., (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Ed. 8, EGC, Jakarta.
Doenges M, (1990) Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan), Editor bahasa Indonesia, Monika Ester, Yasmin Asih, EGC, Ed. 3-Jakarta.
http : // www.html, NANDA, 2002, Nursing Interventions Clasification (NIC) dan Nursing Out Come (NOC), Ed.3.
Nanda (2000), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002, Philadelphia, USA.