WELCOME.. .. ..

KEMARIN ADALAH TRAGEDI, HARI INI ADALAH REALITY DAN BESOK ADALAH MISTERI


Kamis, 26 Mei 2011

MAKALAH INFEKSI

TUGAS INDIVIDU
MAKALAH PATOLOGI
INFEKSI NOSOKOMIAL


HERIBERTUS SURAY
NIM. 10799

AKADEMI KEPERAWATAN SINTANG
TAHUN AJARAN
2010/2O11


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul “INFEKSI NOSOKOMIAL”, yang mana ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas PATOLOGI dalam menempuh pendidikan di Akademi Keperawatan Sintang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat beberapa kesulitan, tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Yoseph Tueng, SE, SST selaku Direktur Akademi Keperawatan Sintang.
2.      Ibu Nurul Imaningsih selaku dosen pengajar PATOLOGI
3.      Bapak Arhamsyah sebagai dosen penanggungjawab mata aja PATOLOGI
4.      Bapak  Ibu dosen dan staf Akademi Keperawatan Sintang yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, dan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
5.      Ibu Lismawati, A. MA selaku  staf perpustakaan.
6.      Teman-teman seperjuangan Mahasiswa/i Akademi Keperawatan Sintang Angkatan X
7.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu kelancaran penulisan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbtasan dalam penyajian data dalam tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga tugas ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya.
Sintang, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..............................................................................................           i
DAFTAR ISI …………....................................................................................................... ii
BAB I             PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……................................................................................ 1
B.  Masalah……............................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan…................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan…………................................................................... 4
E.  Metode Penyusunan................................................................................ 4
F.  Sistematika Penyusunan......................................................................... 5
BAB II            ISI
                        Tinjauan teoritis........................................................................................... 6
                        Macam-macam factor penyabab perkembangan infeksi nosokomial....  6
                        Penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial.................................. 12
                        Cara mencegah infeksi I.............................................................................. 12
                        Cara mencegah infeksi I.............................................................................. 14
                        Tips untuk mencegah terkena infeksi........................................................ 15
                        Pengobatan infeksi dengan antibiotika...................................................... 17
BAB III          PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................  19
B.  Saran........................................................................................................  20
DAFTAR PUSTAKA         


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh. Tetapi, rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis. Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan, antaralain:
·         Lama hari perawatan bertambah
·         Panjang penderitaan bertambah
·         Biaya meningkat
            Dari hasil studi deskriptif Suwarni, di semua rumah sakit di Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar antara 0,0% hingga 12,06%, dengan rata-rata keseluruhan 4,26%. Untuk rerata lama perawatan berkisar antara 4,3 – 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Setelah diteliti lebih lanjut maka didapatkan bahwa angka kuman lantai ruang perawatan mempunyai hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial.
Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak perkembangan yang telah dibuat untuk mencari masalah utama terhadap meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan dibeberapa negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Karena itulah, dinegara-negara miskin dan berkembang, pencegahan infeksi nosokomial lebih diutamakan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
            Di beberapa bagian, terutama di bagian penyakit dalam, terdapat banyak prosedur dan tindakan yang dilakukan baik untuk membantu diagnosa maupun memonitor perjalanan penyakit dan terapi yang dapat menyebabkan pasien cukup rentan terkena infeksi nosokomial. Pasien dengan umur tua, berbaring lama, atau beberapa tindakan seperti prosedur diagnostik invasif, infus yang lama dan kateter urin yang lama, atau pasien dengan penyakit tertentu yaitu penyakit yang memerlukan kemoterapi, dengan penyakit yang sangat parah, penyakit keganasan, diabetes, anemia, penyakit autoimun dan penggunaan imuno supresan atau steroid didapatkan bahwa resiko terkena infeksi lebih besar.Sumber penularan dan cara penularan terutama melalui tangan dan dari petugas kesehatan maupun personil kesehatan lainnya, jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa pembalut atau perban, dan cara yang keliru dalam menangani luka. Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai seluruh personil rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien maupun penunggu dan para pengunjung pasien.
Epidemiologi
            Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di Negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%..Walaupun ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised, bakteri yang resisten antibiotik, super infeksi virus dan jamur, dan prosedur invasif, masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya walaupun. Selain itu, jika kita bandingkan kuman yang ada di masyarakat, mikroorganisme yang berada di rumah sakit lebih berbahaya dan lebih resisten terhadap obat, karena itu diperlukan antibiotik yang lebih poten atau suatu kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat meningkatkan resiko infeksi kepada si pasien.
B.     Masalah
1)      Apa itu infeksi?
2)      Faktor penyebab infeksi nosokomial?
3)      Pencegahan infeksi nosokomial?
4)      Pengobatan infeksi?
C.    Tujuan
1.      Secara umum
            Makalah ini bertujuan untuk membantu memberikan jalan keluar dari masalah yang ditimbulkan oleh penderita infeksi
2.      Secara khusus
            Makalah  ini ditujukan kepada mahasiswa/i dan para pembaca terutama para penderita infeksi
a)      Mahasiswa/i dan para pembaca mengetahui apa itu infeksi dan infeksi nosokomial
b)      Mahasiswa/i dan para pembaca mengetahui faktor penyebab infeksi nosokomial
c)      Mahasiswa/i dan para pembaca mengetahui pencegahan infeksi nosokomial
d)     Mahasiswa/i dan para pembaca mengetahui cara pengobatan infeksi nosokomial

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manafaat penulisan ini adalah:
a)      Bahan kuliah/pembelajaran.
b)      Dapat jadi perngantar bagi mahasiswa untuk memperdalam ilmu kesehatan mengenai infeksi.
c)      Diharapkan menjadi tuntunan bagi mahasiswa dalam mempelajari ilmu kesehatan mengenai infeksi.
d)     Dapat menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa.
E.     Metode Penyusunan
            Metode penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan deskriptif dengan cara bedah buku dan situs atau blog yang berkaitan dengan infeksi.

F.     Sistematika Penyusunan
            Sistematika penyusunan makalah ini terdiri dari 3 BAB, meliputi BAB I pendahuluan. BAB II yang merupakan tinjauan teoritis tentang tumor. BAB III  merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II
ISI
Tinjauan Teoritis
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Macam-Macam Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi Nosokomial Yaitu :
A.    Agen yang menginfeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia dirawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada 3 yaitu:
§  Karakteristik mikroorganisme,
§  Resistensi  terhadap zat-zat antibiotika,
§  Tingkatvirulensi,dan banyaknya materi infeksius.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal.
Agen yang menginfeksi antara lain:
1)      Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik.Contohnya:
§   Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangren
§  Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
§  Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
§  Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan, paru, dan peritoneum.
2)      Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.3,11
3)      Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
B.     Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini adalah:
o   Umur
o   Status imunitas penderita
o   Penyakit yang diderita
o   Obesitas dan malnutrisi Orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid
o   Intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko infeksi. Resiko infeksi TipepasienMinimal Tidak immunocompromised, tidak ditemukan terpapar suatu penyakit. Sedang Pasien yang terinfeksi dan dengan beberapa factor resiko. Berat pasien dengan immunocompromised berat, (5 µm. Contohnya bacterial meningitis, dan diphtheria memerlukan hal sebagai berikut; Ruangan tersendiri untuk tiap pasiennya. Masker untuk petugas kesehatan. Pembatasan area bagi pasien; pasien harus memakai masker jika meninggalkan ruangan.
Infeksi yang terjadi karena kontak secara langsung atau tidak langsung dengan penyebab infeksi. Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan staphylococcus aureus. Dapat juga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik, hepatitis dan HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yang tidak steril, tidak dimasak dan diambil menggunakan tangan yang menyebabkan terjadinya cross infection.
C.     Resistensi Antibiotika
Seiring dengan penemuan dan penggunaan antibiotika penicillin antara tahun 1950-1970, banyak penyakit yang serius dan fatal ketika itu dapat diterapi dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaan berlebihan dan pengunsalahan dari antibiotika. Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih resisten. Meningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka mortalitas terutama terhadap pasien yang immunocompromised. Resitensi dari bakteri di transmisikan antar pasien dan faktor resistensinya di pindahkan antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus-menerus ini justru meningkatkan multipikasi dan penyebaran strain yang resistan. Penyebab utamanya karena:
1.      Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol
2.      Dosis antibiotika yang tidak optimal
3.      Terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat
4.      Kesalahan diagnosa
Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen yang resisten terhadap antibiotika, mengakibatkan timbulnya multiresistensi kuman terhadap obat obatan tersebut. Penggunaan antibiotika secara besar-besaran untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi. Banyakstrainsdaripneumococci,staphylococci, enterococci, dan tuberculosis telah resisten terhadap banyak antibiotikaa, begitu juga klebsiella dan pseudomonas aeruginosa juga telah bersifat multiresisten. Keadaan ini sangat nyata terjadi terutama di negara-negara berkembang dimana antibiotika lini kedua belum ada atau tidak tersedia.Infeksi nosokomial sangat mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas di rumah sakit, dan menjadi sangat penting karena:
a.       Meningkatnya jumlah penderita yang dirawat
b.      Seringnya imunitas tubuh melemah karena sakit, pengobatan atau umur
c.       Mikororganisme yang baru (mutasi)
d.      Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotika
D.    Faktor alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi.
Komplikasi tersebut berupa:
Ø  Ekstravasasi infiltrat : cairan infus masuk ke jaringan sekitar insersi
Ø  kanulaPenyumbatan : Infus tidak berfungsi sebagaimana mestinya tanpa dapat dideteksi adanyangangguan lain
Ø  Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang vena
Ø  Trombosis : Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat aliran infuse
Ø  Kolonisasi kanul : Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam pembuluh darah
Ø  Septikemia: Bila kuman menyebar hematogen dari kanul
Ø  Supurasi : Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul
Beberapa faktor dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu:
Ø  jenis kateter,
Ø  ukuran kateter,
Ø  pemasangan melalui venaseksi,
Ø   kateter yang terpasang lebih dari 72 jam,
Ø  kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti sepsis,
Ø  cairan infus yang hipertonik dan darah transfusi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme,
Ø  peralatan tambahan pada tempat infus untuk pengaturan tetes obat,
Ø  manipulasi terlalu sering pada kanula. Kolonisasi kuman pada ujung kateter merupakan awal infeksi tempat infus dan bakteremia
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial :
Infeksi saluran kemih
Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar 40% dari infeksi nosokomial, 80% infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Organisme yang biaa menginfeksi biasanya E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.
Penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:
1.      Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan
2.      Pergunakan jarum steril
3.      Penggunaan alat suntik yang disposabel.
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Sarung tangan, sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk tiap pasiennya. Setelah membalut luka atau terkena benda yang kotor, sarung tangan harus segera diganti.Baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah penularan infeksi dari percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses.
Cara mencegah infeksi I
1.      Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali. Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari.Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antara pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan akan membunuh kuman dan mencegah penularan antara pasien.Disinfeksi yang dipakai adalah:
a.       Mempunyai kriteria membunuh kuman
b.      Mempunyai efek sebagai detergen
c.       Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein.
d.      Tidak sulit digunakan
e.       Tidak mudah menguap
f.       Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien
g.      Efektif
h.       Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
2.      Perbaiki ketahanan tubuh
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika.
3.      Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama.

Cara mencegah infeksi II
Setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan jamur. RS Khusus Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso mencatat beberapa penyakit infeksi yang paling berbahaya di Indonesia antara lain: antrax, demam berdarah, demam chikungunya, diare, filiariasis, flu burung, flu singapura, hepatitis, leptospirosis, malaria, pneumonia, polio, SARS, sapi gila, Steven-Johnson Syndrome (infeksi saluran nafas), dan tuberkulosis. Berbeda dengan penyakit degeneratif seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, asam urat dan lainnya, penyakit infeksi sebenarnya lebih mudah dicegah bila kita disiplin menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah Anda terkena penyakit infeksi:
·         Sering mencuci tangan
Mencuci tangan membantu menghilangkan kuman yang Anda dapatkan dari binatang, tempat kotor, atau benda-benda terkontaminasi. Anda terutama sangat disarankan untuk mencuci tangan sebelum, selama dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah memegang binatang.
·         Rutin membersihkan dan mensterilkan lantai dan permukaan
Terutama di dapur dan kamar mandi. Sabun dan air biasanya cukup untuk membersihkan kedua tempat itu, tetapi akan lebih aman bila juga menggunakan desinfektan.
·         Jauhi penderita penyakit yang mudah menular melalui kontak
Misalnya flu, cacar air atau belekan. Bila Anda tidak dapat menghindarinya, berhati-hatilah agar tidak menyentuh wajah Anda dengan tangan sebelum Anda mencucinya.
·         Cegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan nyamuk lainnya
Dengan gerakan 4M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Menyetrum Jentik dan Menggunakan anti nyamuk). Pastikan tidak ada air yang menggenang di rumah Anda, kuras kamar mandi secara teratur, tutup tempat-tempat yang berpotensi mengumpulkan air dan kubur botol, pot, tempayan dan benda-benda penampung air lainnya.


·         Masak dan sajikan makanan dengan aman
Ketahuilah makanan mana yang harus selalu disimpan di kulkas. Jangan biarkan makanan yang mudah basi seperti susu segar, bakso, nuget ayam, dan lainnya di tempat terbuka lebih dari dua jam. Tutuplah makanan dengan rapat agar tidak dihampiri lalat. Cucilah buah-buahan dan sayuran mentah dengan bersih. Masaklah daging, ayam dan telur sampai betul-betul matang. Pastikan Anda membelinya dari sumber yang terpercaya. Daging yang bersumber tidak jelas dapat membawa penyakit antrax dan flu burung yang sangat berbahaya.
·         Dapatkan imunisasi
Pastikan bayi Anda mendapatkan semua imunisasi yang dibutuhkan sesuai jadwal. Bila Anda bepergian ke daerah yang rawan, dapatkan imunisasi yang tepat sebelum Anda berangkat ke sana. Jamaah haji wajib mendapatkan imunisasi meningitis sebelum berangkat.
·         Gunakan antibiotik dengan bijak
Flu, demam berdarah, dan infeksi virus lainnya tidak dapat diobati dengan antibiotik. Bakteri dapat menjadi resisten bila Anda mendapatkan antibiotik pada saat Anda tidak memerlukannya.
·         Jagalah kebersihan dan kesehatan hewan piaraan Anda
Berikan imunisasi yang memadai kepada mereka. Pisahkan dengan tegas barang-barang yang dipakai hewan dengan yang dipakai anggota keluarga Anda. Bersihkan kotoran dan kandang mereka dengan teratur menggunakan sabun dan desinfektan.
·         Hindari kontak dengan binatang liar yang mungkin membawa penyakit berbahaya
Tikus dapat membawa penyakit pes dan leptospirosis. Burung dan ayam liar dapat membawa virus flu burung. Kucing dan anjing liar dapat menularkan rabies.


·         Makanlah makanan yang kaya antioksidan dan multivitamin A, C dan E
Tubuh Anda akan memiliki sistem imun yang lebih baik dengan mengkonsumsinya. Bila sistem imun Anda lemah, konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan pengobatan yang dapat meningkatkannya.

Pengobatan Infeksi dengan Antibiotika
Terkadang antibiotika merupakan obat yang mujarab dan penting untuk mengatasi infeksi. Antibiotika yang sering digunakan dan ditemui di pasaran adalah penicillin, tetracycllin streptomycin, dan chloramphenicol. Masing-masing antibiotika bekerja dengan cara berlainan terhadap suatu infeksi khusus.
   Akan tetapi, antibiotika juga memiliki efek samping dan perlu digunakan secara hati-hati. Dan perlu digunakan secara terbatas dengan memperhatikan hal-hal berikut:
                               I.            Reaksi dan efek peracunan
Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri, tetapi juga berbahaya bagi tubuh. Efek peracunannya maupun karena kemungkinan terjadi alergi sangat besar. Banyak orang meninggal dunia setiap tahunnya karena mereka menggunakan antibiotik yang sebetulnya tidak diperlukan bagi dirinya.
                            II.            Mengganggu keseimbangan alami
Tidak semua bakteri di dalam tubuh bersifat membahayakan. Sebgaian di antaranya diperlukan oleh tubuh agar dapat berfungsi secar wajar. Antibiotik sering kali mematikan bakteri yang bergunan bagi tubuh bersama-sama dengan bakteri yang berbahaya. Bayi yang mendapat antibiotika kerapkali mengalami infeksi jamur pada mulutnya atau kulitnya. Keadaan ini dikarenakan bakteri yang sedianya membantu mengendalikan pertubuhan ikut terbunuh oleh antibiotika.
                         III.            Kekebalan terhadap pengobatan
Dalam jangka panjang, alasan yang paling penting mengapa penggunaan antibiotika harus dibatasi ialah khasiatnya berkurang jika antibiotika digunakan terlalu sering. Apabila bakteri diserang berkali-kali dengan antibiotik yang sama, bakteri tersebut menjadi lebih kuat dan menjadi imun.

Peringatan :
“Jangan menggunakan antibiotika untuk infeksi yang dapat diatasi oleh tubuh sendiri. Simpanlah antibiotika tersebut untuk saat-saat yang sangat diperlukan”.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat.
2.      Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada: karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit, banyaknya pasien yang keluar masuk, penggabungan kamar pasien yang terkena infeksi dengan pengguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat, dan materi yang sering digunakan tidak hanya pada satu orang pasien. Resistensi Antibiotika disebabkan karena: Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat, dan kesalahan diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti.
3.      Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran kemih. Infeksi ini merupakan kejadian tersering, dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Nosokomial pneumonia, terutama karena pemakaian ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial bakteremi yang memiliki resiko kematian yang sangat tinggi.



Saran
Cegah penularan dari lingkungan rumah sakit terutama dari dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali. Sering mencuci tangan, rutin membersihkan dan mensterilkan lantai dan permukaan, jauhi penderita penyakit yang mudah menular melalui kontak, cegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan nyamuk lainnya, masak dan sajikan makanan dengan aman, dapatkan imunisasi, gunakan antibiotik dengan bijak, jagalah kebersihan dan kesehatan hewan piaraan Anda, hindari kontak dengan binatang liar yang mungkin membawa penyakit berbahaya, makanlah makanan yang kaya antioksidan dan multivitamin A, C dan E. Jangan menggunakan antibiotika untuk infeksi yang dapat diatasi oleh tubuh sendiri. Simpanlah antibiotika tersebut untuk saat-saat yang sangat diperlukan.


DAFTAR PUSTAKA


Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology: Principles and Practice. St.LouisMosby:1996.
Pohan, HT. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta;2004.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001.
Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases,  second ed, Boston; 2002
Surono,A.RedaksiIntisari.agussur@hotmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar